Keterbatasan bukan menjadi suatu halangan manusia untuk bekerja maupun melakukan kegiatan tertentu. Justru dari keterbatasan akan memunculkan semangat dan tekat yang kuat untuk berprestasi. Rosy Rischa Adam, peserta difabel yang mengikuti Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kota Semarang tahun formasi 2019, mampu menyelesaikan dengan baik seleksi tersebut.
Ia mengikuti seleksi dengan menggunakan jalur pendaftaran disabilitas tuna netra dengan formasi jabatan Pengelola Data Belanja dan Laporan Keuangan. Ia mengalami kekurangan penglihatan atau low vision. Dimana dalam proses pengerjaannya ia memperbesar tampilan layar komputernya hingga ia mampu melihat dengan nyaman.
Pria, kelahiran Kudus, tersebut diberikan waktu yang lebih panjang dalam proses pengerjaan berbagai soal yang diberikan. Ia berhasil menyelesaikan berbagai soal sekitar 115 menit mulai dari Test Wawasan kebangsaan (TWK), Tes Inttelegensi Umum (TIU) dan tes Karakteristik Pribadi (TKP).
Dalam sesi wawancara selepas mengerjakan berbgai soal SKD yang menggunakan system Computer Assited Test(CAT), Rosy Rischa Adam menjelaskan bahwa keikutsertaannya CPNS kali ini merupakan ketiga kalinya. Sebelumnya ia mengikuti 2 kali berturut-turut namun gagal pada tahap tes CAT karena sering kehabisan waktu. “Dahulu saya sempat ikut 2 kali tes namun gagal karena saya ikut jalur regular tidak mengikuti jalur disabilitas di kota Jogjakarta. Ini menjadi keinginan saya untuk terus mencoba dan atas bantuan adik saya, saya dibantu untuk mendaftar dan juga ikut tes di Udinus. Akhirnya saya berhasil menyelesaikan berbagai soal dengan baik,” imbuhnya.
Ungkapnya, kekurangan yang ia derita yakni retinis Pigmentosa, dimana ia tidak mampu menangkap cahaya serta tidak mampu membaca dengan ukuran kecil dan normal. Ia bersama keluarga juga telah berupaya berobat di rumah sakit di negara tetangga, Malaysia. Ia membeberkan bahwa saat menempuh pendidikan D-III di perguruan tinggi negeri di kota Semarang, ia selalu mengandalkan rekan kuliah untuk mengikuti perkuliahan di kampus. Menurutnya kekurangan yang ia derita bukan menjadi halangan untuknya berprestasi maupun bekerja. Kelainan genetika tersebut ia alami sejak usia dini. “Saya tidak pernah berkecil hati akan hal ini. Saya buat kekurangan bukan menjadi penghalang untuk hidup saya, namun menambah semangat dan terus bekerja keras. Fasilitas yang diberikan saat CPNS Kota Semarang di Udinus, untuk peserta yang mengalami kekurangan maupun yang memiliki kebutuhan seperti ibu hamil juga sudah baik,” ungkapnya.
Ia pun berharap agar mampu terus berhasil diberbagai tes yang ada di tes CPNS formasi tahun 2019 Kota Semarang. “Saya berharap mampu menjadi Pegawai Negeri Sipil untuk kedepannya. Saya akan terus berusaha,” harapnya.
Terdapat ruang menunggu panggilan khusus yang dipeuntukan bagi peserta berkebutuhan khusus berada di samping masjid Gedung D Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Dan peserta dengan kebutuhan khusus tersebut diwajibka menggunakan pita biru di lengan kirinya. Sedangkan, tempat tes khusus bagi peserta disabilitas juga telah disediakan. Lebih dari 3300 peserta mengikuti SKD CPNS untuk tahun formasi 2019. Kegiatan seleksi dilakukan di gedung D lantai dua menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT). Kegiatan tersebut dilaksanakan pada, 27 dan 28 Januari 2020. (*Humas Udinus)